Kumpulan Cerpen Siswa
SMPN 22 Lantari Jaya
SMPN 22 Lantari Jaya
Kreatifitas dalam kegiatan menulis
Cerpen atau cerita pendek merupakan suatu bentuk prosa naratif fiktif. Selain itu, cerpen atau cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya jika dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella & novel.
Berikut kumpulan cerita pendek hasil karya siswa SMPN 22 Lantari Jaya :
Matahari masih belum tampak di ufuk timur. Dito mengambil tasnya dan bergegas mengeluarkan sepeda butut peninggalan ayahnya. Dengan tergesa-gesa ia mengayuh sepedanya kerumah pak Rahmat untuk mengambil jatah koran yang ia loperkan.
Sambil mengayuh sepedanya, ia teringat ibu bapaknya yang telah meninggal setahun yang lalu. kedua orang tuanya sedang mendorong gerobak sampai didekat rumah di pagi buta dan tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju kencang hingga menabrak ibu bapaknya dan kemudian mobil itu menabrak dinding jembatan layang karena mengantuk katanya. sejak itulah Dito berusaha mengurus adiknya sendiri.
Beberapa kali Dinas Sosial datang untuk membawa Dito dan Rani ke Panti Asuhan. Tetapi karena dipisahkan, Dito dan Rani melarikan diri dari Kantor Dinas Sosial. Berhari-hari mereka tinggal di jalan, hingga akhirnya Dito kembali kerumah dan memohon kepada warga kampung agar tidak melaporkan mereka ke Dinas Sosial, dan warga menyetujuinya.
Setelah mengambil koran dan mengantarkannya, Dito kembali kerumah. Di lihatnya Rani sudah bangun dan telah mengenakan seragam, tetapi wajah Rani terlihat sedih. "wah, sudah cantik kok cemberut ? maafkan kakak ya, tadi tidak sempat membangunkan". kata Dito sambil menarik handuk, siap-siap mandi.
"kak, tahu tidak sekarang tanggal berapa ?" tanya Rani pelan.
Dito menatap kalender yang juga sedang dilihat oleh Rani. "tanggal 27 ya ?" "kakak lupa ya hari ini hari apa ?" tanya Rani.
Dito terdiam sebentar berpikir. "sebentar ya, kakak mandi dulu".
sebenarnya Dito ingat hari ini hari apa, tetapi ia berpura-pura lupa. ia tahu hari ini adalah hari ulang tahun Rani dan biasanya Rani meminta dibelikan kue dan eskrim kepada ibu. Dada Dito terasa sesak ia belum punya uang sama sekali. Bayaran loper koran baru akan dibayarkan 3 hari lagi.
Begitu Dito keluar dari kamar mandi, "oh kakak ingat, ulang tahun Rani ya ? selamat ulang tahun ya adikku sayang semoga sehat selalu dan tambah pintar".
"Rani ingin kue dan eskrim kak, yang biasanya ibu belikan" kata Rani merengek. Dito terdiam sambil mengenakan seragamnya, otaknya berputar-putar mencari alasan.
"hmm... nanti pulang sekolah kita beli kue dan eskrimnya ya, sekarang sekolah dulu".
"sungguh ya kak ?" kata Rani sambil tersenyum. Dito mengangguk pelan.
Hari ini Rani pulang lebih siang dari pada Dito karena ada les. Dito mengayuh sepedanya di pasar, dilihatnya sebuah toko yang memajang kue ulang tahun dari etalasenya. Dito melihat kue tersebut dan harganya satu buah kue bisa buat membeli 5 KG Beras, batin Dito. ia melihat toko itu sepi tiba-tiba berkelebat niat jahat dibenaknya. ia masuk kedalam toko dan mengambil sebuah kue.
Dito berlari sekencang-kencangnya hingga sampai di depan rumahnya. Sepedanya tertinggal di toko kue itu. Ternyata di depan rumahnya sudah menunggu pemilik toko dan beberapa warga. "Dito, kamu mengambil kue di toko pak Ujang tanpa ijin ya ?" tanya pak RT.
"bukan pak. bukan saya yang ambil" kata Dito gagap.
"nah itu apa yang kamu pegang ?" tanya pak Ujang.
"maafkan saya pak, Rani ulang tahun hari ini saya tidak punya uang pak. saya tidak tega mendengarkan rengekannya pak. ini ulang tahunnya yang pertama tanpa ibu bapak, pak" kata Dito hampir menangis.
"tetapi bukan begitu caranya, Dito kami setuju untuk menjaga kamu dan adikmu dikampung ini dan kami sudah menganggap kamu seperti anak-anak kami" kata pak RT.
"maafkan saya pak Ujang, pak RT, maafkan saya yang tidak tahu diri ini" kata Dito menangis.
"ya sudah. bawalah kue itu untuk Rani, asal kamu tidak mengulanginya lagi" kata pak Ujang.
"Terima kasih. pak Ujang, tetapi bolehkah saya minta tolong ? tolong jangan cerita ke Rani tentang perbuatan saya ini ya pak" pinta Dito memohon.
"tenang saja, kami tahu bagaimana kamu berusaha menjaga adikmu selama ini. jagalah adikmu dengan baik ya" kata-kata bapak itu sambil beranjak pergi.
~~ Karya : Kadek Juliantari ~~
Tempatku tinggal adalah sebuah desa kecil. Desa kecil yang seluruh warganya saling mengenal satu sama lain. Kami sering mengadakan kegiatan bersama, seperti acara syukuran tujuh belasan. Rasa kekeluargaan itu juga yang membuat seluruh warga merasa sedih ketika Joni dan adiknya Marcel di tinggal oleh kedua orang tua mereka akibat gempa yang melanda Lombok. Kala itu kedua orang tua mereka sedang melakukan kunjungan dinas dari kantor tempat mereka bekerja dan Joni beserta adiknya sedang berlibur kerumah neneknya di desa.
Tujuh hari berlalu sudah, kesedihan masih tampak jelas dihati keduanya. Tapi Joni terlihat berupaya tegar, tampaknya ia tahu kini hanya dia yang diandalkan. Seluruh warga desa pun berinisiatif untuk membantu mereka sebatas kemampuan mereka. Namun, kami terkejut tak kala kami berkunjung kerumahnya Joni menolak bantuan dari para warga desa meski neneknya sendiri memintanya untuk menerima bantuan tersebut.
Ternyata hari itu adalah hari ulang tahun Marcel adiknya. Joni bercerita bahwa pagi hari itu, adiknya mengatakan padanya bahwa ia menginginkan sekedar kue dan es krim dihari ulang tahunnya itu. Memang baru tujuh hari sejak kedua orang tua mereka meninggal, namun aku jelas melihat semangat diwajah Joni untuk tetap mengurus adiknya. Ia ingin membuat adiknya bahagia, tapi sayang ia tidak punya uang untuk memenuhi permintaan adiknya. Hatiku pun semakin bergejolak bukankah itu menambah alasan baginya untuk menerima bantuan warga.
Rupanya Joni tak ingin tumbuh dari pemberian orang dan ia ingin adiknya juga melakukan hal yang serupa, tanpa diketahui siapapun termasuk nenek dan adiknya Joni diam-diam menemui pemilik toko kue di desa kami. Ditokonya beliau juga menjual es krim, Joni datang kesana menawarkan tenaganya sebagai karyawan. Ia tahu walau tidak berpengalaman, tapi demi memenuhi permintaan adiknya ia berupaya sekuat tenaga. Ia bahkan tidak meminta gaji cukup sepotong kue dan satu es krim untuk adiknya.
Pak Budi pemilik toko kue itu adalah seorang yang baik hati, ia tahu betapa Joni mencintai adiknya. Beliau pun mengizinkan Joni bekerja barang sehari ditempatnya, sambil berpesan pada karyawan lain untuk menjaga dan membimbingnya selagi bekerja. Menjelang siang pak Budi menemui Joni, ia memintanya pulang sambil memberinya sekotak kue ulang tahun yang telah dihias secara khusus oleh beliau sendiri serta dua kotak es krim terbaik di desa kami. Ia berpesan agar Joni segera pulang dan mempersiapkan pesta terbaik bagi adiknya. Didepan toko beberapa karyawan pak Budi telah siap menunggu dengan mobil yang telah di hias indah, ternyata mereka sudah ditugaskan untuk membantu mempersiapkan pesta kejutan kecil-kecilan bagi Marcel.
Sore itu para warga berkumpul dirumah nenek Joni untuk merayakan momen istimewa itu, Marcel sang adik merasa sangat bahagia dan terharu dengan semua perhatian yang diberikan kepadanya. Tak lupa ia memeluk erat kakaknya, pertanda kasih sayang dari seorang adik.
~~ Karya : Rahmayani ~~
Beri Tanggapan Anda